Header Ads

Image and video hosting by TinyPic

Tak Mampu Mengingat Mimpi Anda Semalam? 6 Faktor Ini Mungkin Jadi Penyebabnya


VipPelangi , Jakarta - Dalam komunitas ilmiah, mimpi dianggap sebagai teka-teki yang belum bisa dijabarkan dan merupakan misteri. Banyak eksperimen telah dilakukan dan banyak teori sudah diajukan, tetapi para peneliti masih belum sepenuhnya memahami mengapa atau bagaimana manusia bisa bermimpi.

Masalah rumit selanjutnya adalah didasarkan pada kenyataan bahwa setiap orang mengalami mimpi, entah itu mimpi buruk atau mimpi indah.

Akan tetapi, meski tergambar jelas seperti apa jalan cerita di mimpi, ketika terbangun dari tidur, sebagian besar orang tak mampu menjelaskan mimpi mereka dengan gamblang.

Riset mengungkapkan, penyempurnaan dalam citra yang ditangkap otak (saat seseorang memasuki alam bawah sadarnya) dan studi fisiologis baru-baru ini, membawa para ilmuwan selangkah lebih dekat untuk menjawab tanda tanya besar: mengapa hanya segelintir manusia yang bisa mengingat mimpi mereka?

"Tidak ada penjelasan yang sederhana dan pasti, tetapi ada sejumlah hal yang berhubungan itu," kata Dr. Deirdre Leigh Barrett, seorang profesor psikologi di Harvard Medical School dan penulis The Committee of Sleep.

Barrett membagikan beberapa faktor yang dapat memengaruhi daya ingat terhadap mimpi Anda. Ini 6 di antaranya, seperti dikutip dari Mental Floss, Selasa (16/04/2019).

1. Jenis Kelamin



Wanita, rata-rata, mengingat lebih banyak mimpi daripada pria. Para peneliti tidak tahu persis mengapa, tetapi Barrett mengatakan, itu bisa terjadi karena perbedaan biologis atau hormonal.

Atau, wanita mungkin lebih sadar akan mimpi mereka karena mereka cenderung lebih tertarik pada mimpi secara umum.

Namun, Barrett mencatat bahwa perbedaan antara pria dan wanita dalam mengingat mimpi adalah tidak terlalu mencolok dan ia menambahkan, ada banyak wanita dengan daya ingat rendah dan banyak pria dengan daya ingat tinggi.

2. Umur



Seiring bertambahnya usia, maka kita sebagai manusia, akan kian sulit untuk mengingat mimpi.

"Kemampuan Anda untuk mengingat mimpi meningkat pada akhir masa kanak-kanak dan remaja, dan cenderung memuncak pada usia dua puluhan," kata Barrett.

Setelah itu, orang sering mengalami penurunan secara bertahap dalam mengingat mimpi. Namun, terkadang ada orang yang mengalami hal sebaliknya.

3. Kepribadian



Menurut Barrett, tampaknya ada korelasi antara kepribadian tertentu dan ingatan tinggi terhadap mimpi.

"Orang yang berpikiran psikologis, cenderung lebih gampang mengingat mimpinya. Sedangkan orang-orang yang lebih praktis dan berfokus secara eksternal, cenderung sukar mengingat mimpinya," tutur Barrett.

4. Lamanya Waktu Tidur



Lamanya waktu tidur seseorang adalah salah satu faktor yang berpengaruh besar terhadap ingatan pada mimpinya. Orang bermimpi setiap 90 menit selama siklus tidur REM (rapid eye movement).

Namun, periode-periode REM itu menjadi lebih lama sepanjang malam. Artinya, Anda paling banyak bermimpi di pagi hari, umumnya tepat sebelum Anda bangun.

Jika Anda hanya tidur empat jam, bukan delapan, Anda hanya mendapatkan sekitar 20 persen dari waktu mimpi Anda. Karena alasan ini, beberapa orang melaporkan lebih banyak mengingat mimpi mereka pada akhir pekan, ketika mereka memiliki kesempatan untuk tidur lebih banyak.

5. Aktivitas Otak



Berkat pencitraan otak, para ilmuwan kini bisa mengetahui dengan pasti bagian otak mana yang terikat dengan mimpi.

Bagian otak yang memproses informasi dan emosi, akan cenderung lebih aktif pada orang yang sering mengingat mimpi-mimpinya, menurut sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2018.

Daerah yang menuju bagian belakang otak ini, yang disebut temporo-parietal junction (TPJ), akan membantu seseorang untuk lebih memperhatikan rangsangan eksternal. Pada gilirannya, bagian tersebut dapat mempromosikan sesuatu yang disebut instrasleep wakefulness.

"Memang, otak yang tertidur tidak mampu menghafal informasi baru; otak harus bangun untuk dapat melakukan itu," kata Dr. Perrine Ruby kepada International Business Times.

Aktivitas yang lebih tinggi di TPJ dan daerah lain di otak, yang disebut medial prefrontal cortex(MPFC), mampu mempromosikan pencitraan mental dan atau penyandian (sandi) memori mimpi lebih banyak.

Baru-baru ini, pada tahun 2019, para ilmuwan menemukan bahwa ingatan yang tinggi soal mimpi juga terkait dengan banyaknya aktivitas menuju otak depan.

6. Respons Terhadap Rangsangan Eksternal



Orang-orang yang bisa mengingat mimpi mereka, cenderung menunjukkan lebih banyak aktivitas otak setelah mendengar nama mereka diucapkan dengan lantang saat mereka bangun, menurut sebuah studi 2018.

Setelah mendengar nama mereka, orang-orang tersebut akan terus mengingat mimpi mereka hampir setiap malam. Pada dasarnya, orang dengan daya ingat mimpi ysng tinggi cenderung mengalami aktivitas lebih banyak di otak mereka, sebagai bentuk respons terhadap suara.

Saat pertama kali bangun, jangan lakukan apa pun, kecuali berbaring di tempat tidur dan mencoba mengingat kembali mimpi yang Anda miliki. Mimpi masih ada dalam ingatan jangka pendek Anda ketika Anda bangun, sehingga mimpi itu rapuh dan mudah dilupakan.

Jika Anda tidak mengingat apa pun, Barrett mengatakan, perhatikan perasaan Anda saat pertama kali bangun. Apakah Anda merasa bahagia, sedih, atau bahkan cemas?

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.