Viral, Video Penumpang Batik Air Mengamuk gara-gara Mesin Mati Sebelum Terbang ..
Viral, Video Penumpang Batik Air Mengamuk gara-gara Mesin Mati Sebelum Terbang ..
Video para penumpang Batik Air dengan nomor penerbangan ID -7054 rute Palembang ke Jakarta Halim Perdanakusuma mengamuk dan minta turun akibat pesawat mengalami dua kali mati mesin viral di media sosial.
Dalam rekaman video tersebut, para penumpang memaksa untuk minta turun kepada seorang Pramugari karena pesawat telah dua kali mati mesin. Namun, pilot pesawat yang saat itu masih tetap memaksa untuk terbang.
Permintaan dari pilot pesawat untuk terbang akhirnya membuat para penumpang marah dan akhirnya diturunkan.
Corporate Communications Strategic of Batik Air Danang Mandala Prihantoro membenarkan kejadian tersebut berlangsung pada Jumat (7/12/2018).
Saat itu, semua penumpang sudah masuk ke pesawat dan posisi pesawat masih di landas parkir (apron).
Sekitar pukul 14.30 WIB, tiba-tiba Ground Power Unit (GPU), perangkat yang menyediakan sumber energi pesawat saat berada di darat mengalami penurunan daya (down). Sistem listrik pada kabin pesawat terganggu.
“Oleh karena itu, guna memastikan keselamatan dan keamanan serta kenyamanan penerbangan, teknisi, pilot dan ground handling segera melakukan pengecekan,” kata Danang, Sabtu (8/12/2018).
Danang melanjutkan, atas kerja sama pilot, petugas ground handling dan teknisi segera melakukan pemeriksaan terhadap GPU dan diputuskan untuk mengganti GPU tersebut dengan GPU yang lainnya.
Setelah pergantian tersebut, semua sistem kelistrikan pesawat menjadi normal kembali.
“Selama proses pergantian GPU tersebut, demi menjaga kenyamanan, tamu yang sudah berada di kabin meminta untuk kembali menuju ruang tunggu terminal dan untuk diberangkatkan menggunakan pesawat lainnya,” ujarnya.
Pihak maskapai pun akhirnya mengarahkan para tamu ke ruang tunggu. Lalu pihaknya menginformasikan penundaan keberangkatan kepada seluruh tamu karena harus menunggu pesawat lainnya.
“Kompensasi keterlambatan (delay management) berdasarkan ketentuan. Dalam hal ini, Batik Air juga memfasilitasi permintaan tamu, seperti yang akan melakukan pengembalian dana (refund) dan perubahan jadwal terbang (reschedule) sesuai ketentuan,” tuturnya.
Soal penumpang yang sempat dilarang turun oleh penumpang, menurut Danang, hal itu disebabkan kondisi pesawat yang sudah laik terbang.
“Karena pesawat dalam kondisi laik terbang, tidak ada masalah. Ada kendala kinerja GPU. Posisi pesawat masih di darat. Atas kerja sama pilot, petugas ground handling dan teknisi segera melakukan pemeriksaan terhadap GPU dan diputuskan untuk mengganti GPU tersebut dengan GPU yang lainnya. Setelah pergantian tersebut semua system kelistrikan pesawat menjadi normal kembali,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku,setiap maskapai penerbangan memiliki syarat regulasi tentang keselamatan.
Kejadian dua kali mati mesin pesawat, menurut Budi pihak Batik Air akan bertanggung jawab dan Kementerian Perhubungan akan meminta klarifikasi dari maskapai penerbangan tersebut.
“Jadi begini memang syarat dengan regulasi dan pengaturan dan satu penerbangan mereka harus bertanggung jawab soal keselamatan penumpang. Ini kan dilema, kalau saya lihat ada penerbangan ditunda jangan disalahkan lihat pesawatnya, saya yakin Batik akan bertanggung jawab, agar ini ada standing antara penerbangan dan penumpang,” kata Budi saat berada di Palembang.
Video para penumpang Batik Air dengan nomor penerbangan ID -7054 rute Palembang ke Jakarta Halim Perdanakusuma mengamuk dan minta turun akibat pesawat mengalami dua kali mati mesin viral di media sosial.
Dalam rekaman video tersebut, para penumpang memaksa untuk minta turun kepada seorang Pramugari karena pesawat telah dua kali mati mesin. Namun, pilot pesawat yang saat itu masih tetap memaksa untuk terbang.
Permintaan dari pilot pesawat untuk terbang akhirnya membuat para penumpang marah dan akhirnya diturunkan.
Corporate Communications Strategic of Batik Air Danang Mandala Prihantoro membenarkan kejadian tersebut berlangsung pada Jumat (7/12/2018).
Saat itu, semua penumpang sudah masuk ke pesawat dan posisi pesawat masih di landas parkir (apron).
Sekitar pukul 14.30 WIB, tiba-tiba Ground Power Unit (GPU), perangkat yang menyediakan sumber energi pesawat saat berada di darat mengalami penurunan daya (down). Sistem listrik pada kabin pesawat terganggu.
“Oleh karena itu, guna memastikan keselamatan dan keamanan serta kenyamanan penerbangan, teknisi, pilot dan ground handling segera melakukan pengecekan,” kata Danang, Sabtu (8/12/2018).
Danang melanjutkan, atas kerja sama pilot, petugas ground handling dan teknisi segera melakukan pemeriksaan terhadap GPU dan diputuskan untuk mengganti GPU tersebut dengan GPU yang lainnya.
Setelah pergantian tersebut, semua sistem kelistrikan pesawat menjadi normal kembali.
“Selama proses pergantian GPU tersebut, demi menjaga kenyamanan, tamu yang sudah berada di kabin meminta untuk kembali menuju ruang tunggu terminal dan untuk diberangkatkan menggunakan pesawat lainnya,” ujarnya.
Pihak maskapai pun akhirnya mengarahkan para tamu ke ruang tunggu. Lalu pihaknya menginformasikan penundaan keberangkatan kepada seluruh tamu karena harus menunggu pesawat lainnya.
“Kompensasi keterlambatan (delay management) berdasarkan ketentuan. Dalam hal ini, Batik Air juga memfasilitasi permintaan tamu, seperti yang akan melakukan pengembalian dana (refund) dan perubahan jadwal terbang (reschedule) sesuai ketentuan,” tuturnya.
Soal penumpang yang sempat dilarang turun oleh penumpang, menurut Danang, hal itu disebabkan kondisi pesawat yang sudah laik terbang.
“Karena pesawat dalam kondisi laik terbang, tidak ada masalah. Ada kendala kinerja GPU. Posisi pesawat masih di darat. Atas kerja sama pilot, petugas ground handling dan teknisi segera melakukan pemeriksaan terhadap GPU dan diputuskan untuk mengganti GPU tersebut dengan GPU yang lainnya. Setelah pergantian tersebut semua system kelistrikan pesawat menjadi normal kembali,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku,setiap maskapai penerbangan memiliki syarat regulasi tentang keselamatan.
Kejadian dua kali mati mesin pesawat, menurut Budi pihak Batik Air akan bertanggung jawab dan Kementerian Perhubungan akan meminta klarifikasi dari maskapai penerbangan tersebut.
“Jadi begini memang syarat dengan regulasi dan pengaturan dan satu penerbangan mereka harus bertanggung jawab soal keselamatan penumpang. Ini kan dilema, kalau saya lihat ada penerbangan ditunda jangan disalahkan lihat pesawatnya, saya yakin Batik akan bertanggung jawab, agar ini ada standing antara penerbangan dan penumpang,” kata Budi saat berada di Palembang.
Tidak ada komentar